Tangerang, Imajipos,.- Menjadi mahasiswa yang berprestasi adalah impian setiap orang. Seperti, anak muda Tangerang yang satu ini, berusaha menggapai apa yang di cita-citakannya.
Alif Akbar kuliah di dua jurusan dan dua universitas sekaligus (double degree). Tidak hanya itu, ia memiliki segudang prestasi baik skala kampus, regional, maupun nasional.
“Saat ini menempuh pendidikan di jurusan bisnis dan jurusan hukum sekaligus. Saya memang, memiliki cita-cita sebagai pengacara sekaligus pebisnis dan alhamdulillah jalannya sedang di tempuh, karena sejatinya kita harus bertanggung jawab pada pilihan kita sendiri,” ujar pria yang akrab disapa Alif. Senin, (30/5/2022).
Di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa double deegre, Alif juga tak henti menggali potensi diri dengan mengikuti berbagai kegiatan yang berujung banyaknya prestasi yang diraih.
Alif pernah juara 1 penulis favorit Arrass Media Group, Juara 1 Baca Puisi Nasional UMT, Duta pendidikan Banten, Putera Pendidikan Remaja Banten, Duta Nasional mahasiswa inspiratif Banten hingga Duta Kesehatan Indonesia 2022.
Menurut Alif, role model orang tua, terutama ibu menjadi motivasi tersendiri baginya untuk terus berprestasi.
“Selepas kepergian ayah dan di tengah keterbatasan, ibu terus mensupport apapun kegiatan yang saya ikuti, sehingga setiap kegiatan yang saya ikuti saya selalu terdorong untuk lebih berprestasi, dan alhamdulillah deretan prestasi yang saya punya selain jadi tolak ukur saya melihat kemampuan diri juga membuat saya mendapat beasiswa kuliah,” ujarnya.
Saat ditanya soal bagaimana membagi waktu, Alif menjelaskan bahwa, dirinya selalu membuat catatan skala prioritas, dan jangan sekali-kali menunda pekerjaan atau tugas.
Alif juga, saat ini sedang merintis usaha kecil-kecilan. Macaronce namanya, cemilan makaroni yang asyik sebagai teman ngemil.
Alif berpesan, bahwa hidup sejatinya adalah berkompetisi dengan diri sendiri, peningkatan kualitas diri, menciptakan perubahan, dan harus bertumbuh setiap hari.
“Jangan takut bermimpi, keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang. Karena, pada akhirnya mimpi adalah hak semua manusia, yang menjadi catatan adalah sekeras apa kita mewujudkan mimpi tersebut,” katanya.
