CILEGON,BantenOnlineNews.Com
Wali Kota Cilegon Helldy Agustian meraih penghargaan silver winner dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (RI) kategori kabupaten/kota paling tinggi berkontribusi pada pendidikan tinggi berdasarkan Laporan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV tahun 2023, Kamis (17/2). Penghargaan yang diberikan di Novotel Tangerang City itu menempatkan Kota Cilegon sebagai kabupaten/kota terbaik pertama di Provinsi Banten dalam memberikan kontribusi terhadap pendidikan tinggi dan berhasil masuk terbaik kedua menyingkirkan 33 kabupaten/kota di wilayah IV Jawa Barat-Banten.
Kepala LLDIKTI Wilayah IV Jawa Barat-Banten, M Samsuri mengatakan, pemberian penghargaan yang dirangkaikan dengan acara Rapat Koordinasi (Rakor) LLDIKTI Wilayah IV Jawa Barat-Banten itu merupakan bentuk apresiasi terhadap kepala daerah yang telah memiliki kebijakan dan kontribusi besar terhadap pendidikan tinggi. Dimana, ada tiga kabupaten/kota di wilayah IV Jawa Barat-Banten yang memiliki kontribusi paling tinggi yakni Kabupaten Indramayu, Kota Cilegon dan Kabupaten Purwakarta. “Penghargaan ini kami berikan kepada kepala daerah yang memiliki kebijakan pendidikan. Kita pahami bahwa lembaga pendidikan, pemerintahan, dunia usaha dan industri perlu bersinergi. Sebab, kita memiliki orientasi terhadap pendidikan berkualitas, baru kemudian bicara kuantitas dan angka partisipasi,” kata Samsuri dalam sambutannya sebagaimana dirilis Diskominfo Kota Cilegon, Kamis (17/2).
Atas dasar itu, Samsuri menambahkan, pada momen Pemberian Penghargaan dan Rakor LLDIKTI Wilayah IV Jawa Barat-Banten itu juga dilakukan penandatangan nota perjanjian kerjasama dengan dengan sejumlah kabupaten/kota di Jawa Barat-Banten. “Kami mengundang para kepala daerah di Jawa Barat-Banten. Karena itu, ada 16 kabupaten/kota yang melakukan penandatanganan nota kerjasama dengan LLDIKTI,” tambahnya.
Menurut Samsuri, di wilayah Jawa Barat dan Banten terdapat 445 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dengan 7 diantaranya memiliki akreditasi unggul, sementara untuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ada 13 dengan 6 diantaranya terakreditasi unggul. “Pada kurikulum pendidikan, akan ada 3 semester belajar diluar kampus yakni di pemerintahan, dunia usaha dan industri. Jika bersinergi, maka momentum ini bisa kita gunakan dengan sebaik-baiknya,” tuturnya.
Dalam hal ini, Samsuri berharap agar para kepala daerah yang memiliki program pendidikan tinggi seperti beasiswa atau lainnya bisa melakukan koordinasi dengan LLDIKTI. “Kita akan sinkronkan dengan program yang ada di kementerian, sehingga bisa seimbang,” ucapnya.
Sementara itu, Wali Kota Cilegon Helldy Agustian menerangkan, pihaknya telah melakukan berbagai langkah untuk melakukan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di Kota Cilegon. Selain membangun infrastruktur sekolah di tingkat dasar dan menengah, Pemkot Cilegon juga menggulirkan program beasiswa full sarjana. “Dalam rangka mempersiapkan generasi emas, infrastruktur dan fasilitas kita bangun. Kami juga menyiapkan beasiswa untuk 5.000 orang selama 5 tahun atau setidak-tidaknya 1.000 orang per tahun. Setiap orangnya mendapatkan Rp 3 juta dikali 8 semester. Pada tahun 2021 ada 525 orang penerima beasiswa, tahun 2022 sebanyak 1.208 orang dan tahun 2023 kita targetkan 1.300 orang,” terangnya.
Selain itu, Helldy juga mengaku, pihaknya terus membangun kerjasama dengan 2 PTN dan sekitar 26 PTS yang ada di Kota Cilegon dan Provinsi Banten, sehingga tidak ada lagi alasan bagi generasi di Kota Cilegon untuk tidak melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi. “Alhamdulillah, dengan sosialisasi dan program beasiswa itu angka partisipasinya naik. Kami akan berusaha keras untuk terus melakukan pembangunan, tidak hanya fisik tapi juga kualitas masyarakat Kota Cilegon,” kata Helldy seraya menyampaikan terimakasih dan apresiasi kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI atas penghargaan yang diberikan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI Nadim Makarim menyampaikan apresiasi terhadap keberanian para pimpinan perguruan tinggi yang telah berani melakukan perubahan pada sistem tata kelola kampus kearah yang lebih baik dan berinovasi pada pelaksanaan tridarma perguruan tinggi. “ Yang paling penting adalah merubah mindset dengan pendidikan tinggi yang berkualitas. Kampus harus menjadi ruang yang merdeka untuk belajar, aman dan nyaman dan bebas dari kekerasan. Ini landasan untuk kampus berkualitas,” katanya.
(RED)